Rabu, 01 Juni 2016

INVERSI DAN KONTRAPOSISI



INVERSI DAN KONTRAPOSISI
(Proses Penyimpulan Inversi Dan Kontraposisi)

ARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Logika
Dosen Pengampu : Ainur Rohman Hidayat



Oleh:
MOH. NASRUL
MOH. RIDHO’I
HABIBI NUR
FAHRUR ROZI
MUDARRIS









PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita haru bisa menyimpulkan apa yang kita dengar dan apa yang kita baca, sehingga kita dapat memahami makna dari apa yang kita baca, maupun yang kita dengar.
Dalam suatu putusan, kita hendaknya dapat menyusun suatu putusan baru atau dapat membalikkan membalikkan apa yang kita dengar tesebut selagi pembalikan itu masih sesuai dengan aturan-aturannya dan tidak merubah maknadari apa yang di sampaikan.
Oleh karena itu, pemakalah menjadi tertarik untuk membahas mengenai penyimpulan.


                                                                                                Penulis














BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Inversi

a.       Menurut Etimologi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kalimat inversi adalah pembalikan posisi, arah, susunan, dan sebagainya atau dapat juga diartikan sebagai pembalikan susunan bagian kalimat yang berbeda daro susunan yang lazim (misalnya ia makan roti menjadi makan roti ia).

Berdasarkan susunan letak predikatnya, kalimat dibedakan menjadi 2 yaitu kalimat versi dan kalimat inversi. Sebuah kalimat biasanya memiliki pola yang berurutan yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O) dan Keterangan (K).

b.      Menurut Terminologi

Inversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya.[1]
 Permasalahan tipe S P menjadi tipe tak-S tak-P Dalam proses penyimpulan inversi hanya bisa diterapkan untuk permasalahan A dan E saja. Selain itu patokan lain yang perlu diperhatikan adalah: Bila pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan adalah O. Pernyataan asli disebut Invertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut Inverse.  Contoh:Invertend: Semua dokter adalah cerdasInverse : Sebagian yang non-dokter adalah non-cerdasIntervend: Semua pendengki tidak bahagiaInverse : Sebagian yang non- pendengki bukan tak bahagia.    
Proses penyimpulan inversi menggunakan teknik secara observasi dan dan konversi tanpa urutan tertentu tentang penggunaan dari observasi dan konversi. Sebab tujuan penyimpulan dengan inversi hanya untuk mendapatkan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari subjek yang diberikan. Proposisi yang diberikan disebut invertend, proposisi kesimpulannya disebut invers.[2]

2.      Proses Penyimpulan dengan Inversi
Dalam menggunakan penyimpulan dengan inversi ini ada dua macam, yaitu:
a.         Inversi Penuh
Inversi penuh adalah penarikan kesimpulan dengan predikat dan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (invertend), tanpa mengubah kualitas dan hanya proposisi universal saja yang dapat di inversikan yaitu A dan E.
1.      Hukum-hukum Inversi Penuh
·         Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris dari subjek invertend
·         Predikat invers merupakan untuk kontradiktoris dari predikat invertend
·         Kualitas invers = kualitas inverted
Jadi:
ü  Inversi A (dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan konversi.
ü  Inversi A ( dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan observasi
(A)  : Semua S adalah P (ID)(diobservasikan menjadi)
(E) : Semua S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(E) : Semua (tidak P) bukan S (diobservasikan menjadi)
(A) : Semua (tidak P) adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(A) : semua (bukan S) adalah (bukan P) (diobservasikan menjadi è inversi penuh
(E) : semua (bukan S)  bukan (bukan tidak P) atau semua (bukan S) bukan P èinverse sebagian
ü  Inversi A (proposisi A yang tidak mengungkapkan ciri hakiki subjek) diawali dengan konversi:
(A)  : semua S adalah P (ID) (dikonversikan menjadi)
(I)       : sebagian P adalah S (diobservasikan menjadi)
(O) : sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
Proposisi O tidak bisa dikonversikan
Sehingga inversi A yang diawali dengan konversi tidak ada kesimpulannya.
ü  Inversi A (proposisi A yang tidak mengungkap ciri hakiki subjek) : diawali dengan obversi
(A) : semua S adalah P (diobversikan menjadi)
(E) : semua S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(E) : semua (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(A) : semua (tidak P) adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (bukan S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi) è inversi penuh
(O) : sebagian (bukan S) bukan (bukan tidak P) atau sebagian (bukan S) bukan P è inverse sebagian.
Sehingga inversi A yang  diawali dengan obversi adalah I
ü  Inversi E diawali dengan konversi
(E) : semua S bukan P (ID) (dikonversikan menjadi)
(E) : semua P bukan S (diobversikan menjadi)
(A) : semua P adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(A) : semua (bukan S) bukan (tidak P) è inverse penuh
Sehingga inversi E yang diawali dengan konversi adalah E
(A) : semua (bukan S) bukan (tidak P) atau semua (bukan S) adalah P è  inverse sebagian
Sehingga inverse E yang diawali dengan obversi adalah E

2.      Hukum-hukum Inversi Sebagian
·         Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris subjek invertend
·         Predikat inverse = predikat invertend
·         Kualitas inverse berbeda dengan kualitas invertend
Jadi:
ü  Inverse A (dengan A sebagai proposisi yang mengngkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan konversi
(A) : semua S adalah P (ID) (dikonversikan menjadi)
(A): sebagian P adalah S (diobservasikan menjadi)
(E) : sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak S) bukan P (diobversikan menjadi) è inversi penuh
Sehingga inversi A yang diawali dengan konversi adalah O
ü  Inversi A (dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan obversi
(A) : semua S adalah P (ID) (diobversikan menjadi)
(E) : semua S bukan (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(I) : sebagian (tidak P) adalah (tidak S) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (tidak S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi)è inversi penuh
(O) : sebagian (tidak S) bukan (bukan tidak P) atau sebagian (tidak S) bukan P è inversi sebagian
Sehingga inversi A yang diawali dengan obversi adalah O
ü  Inversi A (proposisi yang tidak mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan konversi
(A) : semua S adalah P (ID) (dikonversikan menjadi)
(I)     : sebagian P adalah S (diobversikan menjadi)
(O) : sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
Proposisi O tidak bisa dikonversikan
Sehingga inversi A yang diawali oleh konversi tidak ada kesimpulannya.
ü   Inversi A (proposisi yang tidak mengungkapkan ciri hakiki subjek) diawali dengan obversi
(A)  : semua S adalah P (ID) (diobversikan menjadi)
(E) : semua S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(I) : sebagian (tidak P)  adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (bukan S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi) è inverse penuh
(O) : sebagian (bukan S) bukan (bukan tidak P) atau sebagaian (bukan S) bukan P èinverse sebagian
Sehingga inversi A yang diaawali dengan obversi adalah O

ü   Inversi E yang diawali dengan konversi
(E) : semua S bukan P (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian P bukan S (diobversikan menjadi)
(I) : sebagian P adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (bukan S) adalah P ( diobversikan menjadi) è inverse sebagian
(O) : sebagian (bukan S) bukan (tidak P) è inverse penuh
Sehingga inverse E yang diawali dengan konversi adalah I
ü   Inverse E yang diawali dengan obversi
(E) : semua S bukan P (ID) (diobversikan menjadi)
(A) : semua S adalah (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (tidak P) adalah S (diobversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
Proposisi O tidak bisa dikonversikan
Sehingga inversi E yang diawali dengan obversi tidak ada kesimpulannya.

3.       Merubah bentuk kalimat versi menjadi inversi:

Budi pergi bersama Ani kemarin.
1. Tentukan unsur – unsur pembangun kalimat di atas.

2. Pindahkan predikat ke depan kalimat.
    Contoh :  Pergi Budi bersama Ani Kemarin.  
                       P        S                  K
3. Jika kalimat versi merupakan kalimat aktif, hal yang pertama dilakukan adalah merubah bentuknya     menjadi pasif.
    Contoh :
     Ayah menanam bunga di taman à Bunga ditanam oleh ayah di taman.

4. Kemudian sederhanakan predikat dan objeknya.
     Contoh :
     Bunga itu ditanamnya di taman.

5. Lalu pindahkan predikat di awal paragraf
    Contoh :
    Ditanamnya bunga itu di taman.  


4.       Contoh – Contoh Kalimat Inversi dan Kalimat Versinya
Kalimat Versi    :  Budi mengambil topi yang tergantung di tembok.
Kalimat Inversi : Diambilnya topi yang tergantung di tembok.

Kalimat Versi    : Dia pergi ke Jakarta untuk menyusul kakaknya.
Kalimat Inversi : Pergilah Ia ke Jakarta untuk menyusul kakaknya.

Kalimat Versi   : Dia menolak pemberianku mentah – mentah.
Kalimat Inversi : Ditolaknya pemberianku mentah – mentah.

Kalimat Versi   : Nenek itu ditolong olehnya dengan tanpa pamrih.
Kalimat Inversi : Ditolongnya nenek itu tanpa pamrih.

Kalimat Versi   : Shinta menangis dengan sangat keras.
Kalimat Inversi : Menangislah dia dengan sangat keras.

Kalimat Versi     : Dia tidak mendengarkan nasihat ayahnya.
Kalimat Inversi  : Tidak didengarnya nasihat ayahnya.

Kalimat Versi     : Aku menengok nenek yang sedang sakit di rumah sakit.
Kalimat Inversi  : Ditengoknya nenek yang sedang sakit di rumah sakit.

Kalimat Versi   : Ayah menunggu dengan sangat sabar.
Kalimat Inversi : Menunggulah ayah dengan sangat sabar.

Kalimat Versi   : Dia melihat binatang itu lepas dari kandangnya.
Kalimat Inversi : Dilihatnya binatang itu lepas dari kandangnya.


Kalimat Versi   : Dia datang dengan suka cita.
Kalimat Inversi : Datanglah ia dengan suka cita.

Kalimat Versi    : Anak itu hilang entah kemana.
Kalimat Inversi : Hilanglah anak itu entah kemana.

Kalimat Versi    : Budi diundang ke pesta pernikahan temannya.
Kalimat Inversi : Diundang Budi ke pesta pernikahan temannya.

Kalimat Versi    : Shinta menang dalam lomba memasak.
Kalimat Inversi : Menang Shinta dalam lomba memasak.

Kalimat Versi    : Sampah itu dibuang oleh Budi sembarangan.
Kalimat Inversi : Dibuangnya sampah itu sembarangan.

3.      Pengertian Kontraposisi
Kontraposisi  adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan masing-masingnya.[3]
Permasalahan tipe S P kepada permasalahan tipe: tak-P tak-S Pernyataan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang dihasilkan disebut kontrapositif.Secara bertahap proses penyimpulan Bentuk A, menjadi A kontrapositif dari semua bentuk sebagai berikut: Kontraponend : Semua binatang adalah fana Obverse : Semua binatang adalah bukan tak-fana Konverse : Semua yang tak-fana adalah bukan binatang Obverse : Semua yang tak-fana adalah non-binatang. (Proposisi Kontrapositif)
Bentuk I Kontraponend  : Sebagian cendikiawan pemarah Obverse : Sebagian cendikiawan bukan non-pemarah Konverse Bentuk E, menjadi O (Tidak bisa dikonversikan) Kontraponend : Semua emas bukan benda gas Obverse : Semua emas adalah non-benda gas Konverse : Sebagian yang non-benda gas adalah emas Obverse : Sebagian yang non-benda gas adalah bukan non-emas Bentuk O, menjadi O(Proposisi kontrapositif) Kontraponend : Sebagian pegawai tidak jujur Obverse : Sebagian pegawai non-jujur Konverse : Sebagian yang non-jujur adalah pegawai Obverse : Sebagian yang non-jujur adalah bukan non-pegawai (Prosisi kontrapositif).
 Contoh proposisi kontrapositif secaralangsung:o Kontraponend : Semua patroit adalah pemberani Kontrapositif : Semua yang non- pemberani adalah non-patriot.oKontraponend : Semua perjudian tidak diizinkan Kontrapositif : Sebagian yang non- diizinkan adalah bukan non-perjudian. Penarikan kesimpulan yang kontraposisi ada dua macam:[4]
a.       Kontraposisi sederhana
Kontraposisi sederhana adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (kontraponend), tanpa mengubah kuantitasnya dan kebenaran yang terkandung didalamnya.[5] Proposisi yang bisa dikontraposisikan secara sederhana hanya proposisi A dan O.
1.      Hukum-hukum Kontraposisi Sederhana
·           Kuantitas Kontrapositif = kuantitas kontraponend
·           Subjek kontra positif merupakan kentradiktoris predikat kontraponend.
·           Predikat kontrapositif merupakan subjek dari kontraponend.
·           Kualitas mengalami perubahan.
Jadi:
·         Kontraposisi A
(A) : semua S adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan S (KPS)
Sehingga kontraposisi A adalah E
·         Kontraposisi O
(O) : sebagian S bukan P (KP) (diobservasikan menjadi)
(I) : sebagian S adalah (bukan P) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (bukan P) adalah S (KPS)
Sehingga kontraposisi O adalah I

b.      Kontraposisi Aksidental (parsial)
Kontraposisi Aksidental (parsial) adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (kontraponend), dimana kuantitas mengalami perubahan, namun tanpa merubah kebenaran yang terkandung didalamnya.[6]
1.      Hukum-hukum Kontraposisi Parsial
·           Kuantitas dan kualitas mengalami perubahan.
·           Subjek kontrapositif merupakan bentuk kontradiktoris dari predikat kontraponend.
Jadi:
·         Kontraposisi A
(A) : semua S adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan S (KPS)
Sehingga kontraposisi A adalah O
·         Kontraposisi E
(A) : semua S adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua S adalah (bukan P) (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian (bukan P) adalah S (KPS) sehingga kontraposisi E adalah O.
Sedangkan kontraposisi I tidak bisa dikontraposisikan karena ketika (I) diobservasikan menjadi (O) dan (O) tidak dapat dikonversikan.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Inversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya.
Inversi ada dua macam, yakni:
·                Inversi Penuh
Inversi penuh adalah penarikan kesimpulan dengan predikat dan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (invertend), tanpa mengubah kualitas dan hanya proposisi universal saja yang dapat di inversikan yaitu A dan E.
Hukum-hukum Inversi Sebagian
·      Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris subjek invertend
·      Predikat inverse = predikat invertend
·      Kualitas inverse berbeda dengan kualitas invertend

Kontraposisi  adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan masing-masingnya. Berikut macam-macam kontraposisi, yakni ada dua macam:
a.         Kontraposisi sederhana
Kontraposisi sederhana adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (kontraponend), tanpa mengubah kuantitasnya dan kebenaran yang terkandung didalamnya.[7] Proposisi yang bisa dikontraposisikan secara sederhana hanya proposisi A dan O.
b.         Kontraposisi Aksidental (parsial)
Kontraposisi Aksidental (parsial) adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (kontraponend), dimana kuantitas mengalami perubahan, namun tanpa merubah kebenaran yang terkandung didalamnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika, Surabaya: Pena Salsabila, 2013
Mundiri, Logika. Jakart: Raja Grafindo Persada, 2012.
Soekadijo, Logika Dasar Tradisional Simbolik dan Induktif. Jakarta: Gramedia, 1982
https://istifadah21.wordpress.com/2013/05/31/eduksi-pengertian-eduksi-eduksi-merupakan-penyimpulan-langsung-dari-suatu-


[1] Soekadijo, Logika Dasar Tradisional Simbolik dan Induktif. Jakarta: Gramedia, 1982
[2] Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika, Surabaya: Pena Salsabila, 2013
[3] Mundiri, Logika. Jakart: Raja Grafindo Persada, 2012.
[4]  Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika, Surabaya: Pena Salsabila, 2013
[5] Ibid
[6] Ibid, hal.5.
[7] Ibid

1 komentar:

  1. wkwkwk kok inti dari rumus inversi penuh sama aja ya dgn inversi sebagian, gagal paham

    BalasHapus