INVERSI DAN KONTRAPOSISI
(Proses Penyimpulan Inversi Dan Kontraposisi)
ARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu
Logika
Dosen Pengampu : Ainur Rohman Hidayat
Oleh:
MOH. NASRUL
MOH. RIDHO’I
HABIBI NUR
FAHRUR ROZI
MUDARRIS
|
PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita haru bisa menyimpulkan apa yang kita dengar dan apa
yang kita baca, sehingga kita dapat memahami makna dari apa yang kita baca,
maupun yang kita dengar.
Dalam suatu
putusan, kita hendaknya dapat menyusun suatu putusan baru atau dapat
membalikkan membalikkan apa yang kita dengar tesebut selagi pembalikan itu
masih sesuai dengan aturan-aturannya dan tidak merubah maknadari apa yang di
sampaikan.
Oleh karena
itu, pemakalah menjadi tertarik untuk membahas mengenai penyimpulan.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Inversi
a. Menurut Etimologi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kalimat inversi adalah pembalikan posisi, arah, susunan, dan sebagainya atau dapat juga diartikan sebagai pembalikan susunan bagian kalimat yang berbeda daro susunan yang lazim (misalnya ia makan roti menjadi makan roti ia).
Berdasarkan susunan letak predikatnya, kalimat dibedakan menjadi 2 yaitu kalimat versi dan kalimat inversi. Sebuah kalimat biasanya memiliki pola yang berurutan yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O) dan Keterangan (K).
b. Menurut Terminologi
Inversi
adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang
semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya.[1]
Permasalahan
tipe S P menjadi tipe tak-S tak-P Dalam proses penyimpulan inversi hanya bisa
diterapkan untuk permasalahan A dan E saja. Selain itu patokan lain yang perlu
diperhatikan adalah: Bila pernyataan aslinya bentuk A maka proposisi yang
dihasilkan I dan bila E yang dihasilkan adalah O. Pernyataan asli disebut
Invertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut Inverse.
Contoh:Invertend: Semua dokter adalah cerdasInverse : Sebagian yang non-dokter
adalah non-cerdasIntervend: Semua pendengki tidak bahagiaInverse : Sebagian
yang non- pendengki bukan tak bahagia.
Proses penyimpulan inversi menggunakan teknik secara observasi dan dan
konversi tanpa urutan tertentu tentang penggunaan dari observasi dan konversi.
Sebab tujuan penyimpulan dengan inversi hanya untuk mendapatkan kesimpulan
dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari subjek yang diberikan.
Proposisi yang diberikan disebut invertend, proposisi kesimpulannya disebut
invers.[2]
2.
Proses
Penyimpulan dengan Inversi
Dalam menggunakan penyimpulan dengan inversi ini ada
dua macam, yaitu:
a.
Inversi Penuh
Inversi penuh adalah penarikan kesimpulan dengan
predikat dan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan
(invertend), tanpa mengubah kualitas dan hanya proposisi universal saja yang
dapat di inversikan yaitu A dan E.
1.
Hukum-hukum Inversi Penuh
·
Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris dari
subjek invertend
·
Predikat invers merupakan untuk kontradiktoris dari
predikat invertend
·
Kualitas invers = kualitas inverted
Jadi:
ü Inversi A
(dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali
dengan konversi.
ü Inversi A (
dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali
dengan observasi
(A) : Semua S
adalah P (ID)(diobservasikan menjadi)
(E) : Semua
S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(E) : Semua
(tidak P) bukan S (diobservasikan menjadi)
(A) : Semua
(tidak P) adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(A) : semua
(bukan S) adalah (bukan P) (diobservasikan menjadi è inversi
penuh
(E) : semua
(bukan S) bukan (bukan tidak P) atau
semua (bukan S) bukan P èinverse sebagian
ü Inversi A
(proposisi A yang tidak mengungkapkan ciri hakiki subjek) diawali dengan
konversi:
(A) : semua S adalah P (ID) (dikonversikan
menjadi)
(I)
: sebagian P adalah S (diobservasikan menjadi)
(O) :
sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
Proposisi O
tidak bisa dikonversikan
Sehingga
inversi A yang diawali dengan konversi tidak ada kesimpulannya.
ü Inversi A
(proposisi A yang tidak mengungkap ciri hakiki subjek) : diawali dengan obversi
(A) : semua S
adalah P (diobversikan menjadi)
(E) : semua
S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(E) : semua
(tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(A) : semua
(tidak P) adalah (bukan S) (dikonversikan menjadi)
(I) :
sebagian (bukan S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi) è inversi
penuh
(O) :
sebagian (bukan S) bukan (bukan tidak P) atau sebagian (bukan S) bukan P è inverse
sebagian.
Sehingga
inversi A yang diawali dengan obversi
adalah I
ü Inversi E
diawali dengan konversi
(E) : semua S bukan P (ID)
(dikonversikan menjadi)
(E) : semua P bukan S (diobversikan
menjadi)
(A) : semua P adalah (bukan S)
(dikonversikan menjadi)
(A) : semua (bukan S) bukan (tidak
P) è inverse
penuh
Sehingga inversi E yang diawali dengan
konversi adalah E
(A) : semua
(bukan S) bukan (tidak P) atau semua (bukan S) adalah P è inverse sebagian
Sehingga inverse E yang diawali
dengan obversi adalah E
2.
Hukum-hukum Inversi Sebagian
·
Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris subjek
invertend
·
Predikat inverse = predikat invertend
·
Kualitas inverse berbeda dengan kualitas invertend
Jadi:
ü Inverse A
(dengan A sebagai proposisi yang mengngkapkan ciri hakiki subjek) : diawali
dengan konversi
(A) : semua S
adalah P (ID) (dikonversikan menjadi)
(A): sebagian
P adalah S (diobservasikan menjadi)
(E) :
sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
(O) :
sebagian (tidak S) bukan P (diobversikan menjadi) è inversi
penuh
Sehingga
inversi A yang diawali dengan konversi adalah O
ü Inversi A
(dengan A sebagai proposisi yang mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali
dengan obversi
(A) : semua S
adalah P (ID) (diobversikan menjadi)
(E) : semua
S bukan (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(O) :
sebagian (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(I) :
sebagian (tidak P) adalah (tidak S) (dikonversikan menjadi)
(I) :
sebagian (tidak S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi)è inversi
penuh
(O) :
sebagian (tidak S) bukan (bukan tidak P) atau sebagian (tidak S) bukan P è inversi
sebagian
Sehingga
inversi A yang diawali dengan obversi adalah O
ü Inversi A
(proposisi yang tidak mengungkapkan ciri hakiki subjek) : diawali dengan
konversi
(A) : semua S
adalah P (ID) (dikonversikan menjadi)
(I)
: sebagian P adalah S (diobversikan menjadi)
(O) :
sebagian P bukan (tidak S) (dikonversikan menjadi)
Proposisi O
tidak bisa dikonversikan
Sehingga
inversi A yang diawali oleh konversi tidak ada kesimpulannya.
ü
Inversi A (proposisi yang tidak mengungkapkan ciri
hakiki subjek) diawali dengan obversi
(A) : semua S adalah P (ID) (diobversikan menjadi)
(E) : semua
S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) :
sebagian (tidak P) bukan S (diobversikan menjadi)
(I) : sebagian
(tidak P) adalah (bukan S)
(dikonversikan menjadi)
(I) :
sebagian (bukan S) adalah (tidak P) (diobversikan menjadi) è inverse
penuh
(O) :
sebagian (bukan S) bukan (bukan tidak P) atau sebagaian (bukan S) bukan P èinverse
sebagian
Sehingga
inversi A yang diaawali dengan obversi adalah O
ü
Inversi E yang diawali dengan konversi
(E) : semua S bukan P (dikonversikan menjadi)
(O) : sebagian P bukan S (diobversikan menjadi)
(I) : sebagian P adalah (bukan S) (dikonversikan
menjadi)
(I) : sebagian (bukan S) adalah P ( diobversikan
menjadi) è inverse
sebagian
(O) : sebagian (bukan S) bukan (tidak P) è inverse
penuh
Sehingga inverse E yang diawali dengan konversi adalah
I
ü
Inverse E yang diawali dengan obversi
(E) : semua S bukan P (ID) (diobversikan menjadi)
(A) : semua S adalah (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(I) : sebagian (tidak P) adalah S (diobversikan
menjadi)
(O) : sebagian (tidak P) bukan (tidak S)
(dikonversikan menjadi)
Proposisi O tidak bisa dikonversikan
Sehingga inversi E yang diawali dengan obversi tidak
ada kesimpulannya.
3. Merubah
bentuk kalimat versi menjadi inversi:
Budi pergi
bersama Ani kemarin.
1. Tentukan unsur
– unsur pembangun kalimat di atas.
2. Pindahkan
predikat ke depan kalimat.
Contoh : Pergi Budi bersama Ani Kemarin.
P
S
K
3. Jika
kalimat versi merupakan kalimat aktif, hal yang pertama dilakukan adalah
merubah bentuknya menjadi pasif.
Contoh :
Ayah menanam bunga di taman à Bunga ditanam oleh ayah di taman.
4. Kemudian
sederhanakan predikat dan objeknya.
Contoh :
Bunga itu ditanamnya di taman.
5. Lalu pindahkan predikat di awal
paragraf
Contoh :
Ditanamnya bunga itu
di taman.
4.
Contoh – Contoh Kalimat Inversi dan Kalimat Versinya
Kalimat
Versi : Budi mengambil topi yang tergantung di tembok.
Kalimat
Inversi : Diambilnya topi yang tergantung di tembok.
Kalimat
Versi : Dia pergi ke Jakarta untuk menyusul kakaknya.
Kalimat
Inversi : Pergilah Ia ke Jakarta untuk menyusul kakaknya.
Kalimat
Versi : Dia menolak pemberianku mentah – mentah.
Kalimat
Inversi : Ditolaknya pemberianku mentah – mentah.
Kalimat Versi
: Nenek itu ditolong olehnya dengan tanpa pamrih.
Kalimat
Inversi : Ditolongnya nenek itu tanpa pamrih.
Kalimat
Versi : Shinta menangis dengan sangat keras.
Kalimat
Inversi : Menangislah dia dengan sangat keras.
Kalimat
Versi : Dia tidak mendengarkan nasihat ayahnya.
Kalimat
Inversi : Tidak didengarnya nasihat ayahnya.
Kalimat
Versi : Aku menengok nenek yang sedang sakit di rumah
sakit.
Kalimat
Inversi : Ditengoknya nenek yang sedang sakit di rumah sakit.
Kalimat
Versi : Ayah menunggu dengan sangat sabar.
Kalimat
Inversi : Menunggulah ayah dengan sangat sabar.
Kalimat
Versi : Dia melihat binatang itu lepas dari kandangnya.
Kalimat
Inversi : Dilihatnya binatang itu lepas dari kandangnya.
Kalimat
Versi : Dia datang dengan suka cita.
Kalimat
Inversi : Datanglah ia dengan suka cita.
Kalimat
Versi : Anak itu hilang entah kemana.
Kalimat
Inversi : Hilanglah anak itu entah kemana.
Kalimat
Versi : Budi diundang ke pesta pernikahan temannya.
Kalimat
Inversi : Diundang Budi ke pesta pernikahan temannya.
Kalimat
Versi : Shinta menang dalam lomba memasak.
Kalimat
Inversi : Menang Shinta dalam lomba memasak.
Kalimat
Versi : Sampah itu dibuang oleh Budi sembarangan.
Kalimat
Inversi : Dibuangnya sampah itu sembarangan.
3.
Pengertian
Kontraposisi
Kontraposisi adalah cara mengungkapkan
kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dan menukar
kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan
masing-masingnya.[3]
Permasalahan
tipe S P kepada permasalahan tipe: tak-P tak-S Pernyataan aslinya disebut
kontraponend dan pernyataan yang dihasilkan disebut kontrapositif.Secara
bertahap proses penyimpulan Bentuk A, menjadi A kontrapositif dari semua bentuk
sebagai berikut: Kontraponend : Semua binatang adalah fana Obverse : Semua
binatang adalah bukan tak-fana Konverse : Semua yang tak-fana adalah bukan
binatang Obverse : Semua yang tak-fana adalah non-binatang. (Proposisi
Kontrapositif)
Bentuk I
Kontraponend : Sebagian cendikiawan pemarah Obverse : Sebagian
cendikiawan bukan non-pemarah Konverse Bentuk E, menjadi O (Tidak bisa
dikonversikan) Kontraponend : Semua emas bukan benda gas Obverse : Semua emas
adalah non-benda gas Konverse : Sebagian yang non-benda gas adalah emas Obverse
: Sebagian yang non-benda gas adalah bukan non-emas Bentuk O, menjadi
O(Proposisi kontrapositif) Kontraponend : Sebagian pegawai tidak jujur Obverse
: Sebagian pegawai non-jujur Konverse : Sebagian yang non-jujur adalah pegawai
Obverse : Sebagian yang non-jujur adalah bukan non-pegawai (Prosisi
kontrapositif).
Contoh
proposisi kontrapositif secaralangsung:o Kontraponend : Semua patroit adalah
pemberani Kontrapositif : Semua yang non- pemberani adalah
non-patriot.oKontraponend : Semua perjudian tidak diizinkan Kontrapositif :
Sebagian yang non- diizinkan adalah bukan non-perjudian. Penarikan kesimpulan
yang kontraposisi ada dua macam:[4]
a.
Kontraposisi sederhana
Kontraposisi sederhana adalah
penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat
yang diberikan (kontraponend), tanpa mengubah kuantitasnya dan kebenaran yang
terkandung didalamnya.[5]
Proposisi yang bisa dikontraposisikan secara sederhana hanya proposisi A dan O.
1.
Hukum-hukum Kontraposisi Sederhana
·
Kuantitas Kontrapositif = kuantitas kontraponend
·
Subjek kontra positif merupakan kentradiktoris
predikat kontraponend.
·
Predikat kontrapositif merupakan subjek dari
kontraponend.
·
Kualitas mengalami perubahan.
Jadi:
·
Kontraposisi A
(A) : semua S
adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua
S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) :
sebagian (tidak P) bukan S (KPS)
Sehingga
kontraposisi A adalah E
·
Kontraposisi O
(O) :
sebagian S bukan P (KP) (diobservasikan menjadi)
(I) :
sebagian S adalah (bukan P) (dikonversikan menjadi)
(I) :
sebagian (bukan P) adalah S (KPS)
Sehingga
kontraposisi O adalah I
b.
Kontraposisi Aksidental (parsial)
Kontraposisi Aksidental (parsial)
adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari
predikat yang diberikan (kontraponend), dimana kuantitas mengalami perubahan,
namun tanpa merubah kebenaran yang terkandung didalamnya.[6]
1.
Hukum-hukum Kontraposisi Parsial
·
Kuantitas dan kualitas mengalami perubahan.
·
Subjek kontrapositif merupakan bentuk kontradiktoris
dari predikat kontraponend.
Jadi:
·
Kontraposisi A
(A) : semua S
adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua
S bukan (tidak P) (dikonversikan menjadi)
(O) :
sebagian (tidak P) bukan S (KPS)
Sehingga
kontraposisi A adalah O
·
Kontraposisi E
(A) : semua S
adalah P (KP) (diobservasikan menjadi)
(E) : Semua
S adalah (bukan P) (dikonversikan menjadi)
(O) :
sebagian (bukan P) adalah S (KPS) sehingga kontraposisi E adalah O.
Sedangkan
kontraposisi I tidak bisa dikontraposisikan karena ketika (I) diobservasikan
menjadi (O) dan (O) tidak dapat dikonversikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inversi
adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang
semakna dengan pengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya.
Inversi
ada dua macam, yakni:
·
Inversi Penuh
Inversi penuh adalah penarikan kesimpulan dengan predikat dan subjek yang
bersifat kontradiktoris dari predikat yang diberikan (invertend), tanpa
mengubah kualitas dan hanya proposisi universal saja yang dapat di inversikan
yaitu A dan E.
Hukum-hukum Inversi Sebagian
·
Subjek inverse merupakan bentuk kontradiktoris subjek
invertend
·
Predikat inverse = predikat invertend
·
Kualitas inverse berbeda dengan kualitas invertend
Kontraposisi
adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain
yang semakna, dan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan
mengontradiksikan masing-masingnya. Berikut macam-macam kontraposisi, yakni ada
dua macam:
a.
Kontraposisi sederhana
Kontraposisi sederhana adalah
penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari predikat
yang diberikan (kontraponend), tanpa mengubah kuantitasnya dan kebenaran yang
terkandung didalamnya.[7]
Proposisi yang bisa dikontraposisikan secara sederhana hanya proposisi A dan O.
b.
Kontraposisi Aksidental (parsial)
Kontraposisi Aksidental (parsial)
adalah penarikan kesimpulan dengan subjek yang bersifat kontradiktoris dari
predikat yang diberikan (kontraponend), dimana kuantitas mengalami perubahan,
namun tanpa merubah kebenaran yang terkandung didalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika, Surabaya: Pena Salsabila,
2013
Mundiri, Logika.
Jakart: Raja Grafindo Persada, 2012.
Soekadijo, Logika Dasar
Tradisional Simbolik dan Induktif. Jakarta: Gramedia, 1982
https://istifadah21.wordpress.com/2013/05/31/eduksi-pengertian-eduksi-eduksi-merupakan-penyimpulan-langsung-dari-suatu-
[1]
Soekadijo, Logika Dasar Tradisional Simbolik dan Induktif. Jakarta: Gramedia,
1982
[2]
Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika,
Surabaya: Pena Salsabila, 2013
[3] Mundiri,
Logika. Jakart: Raja Grafindo Persada, 2012.
[4] Hidayat,Ainurrahman,Ilmu Logika, Surabaya: Pena Salsabila, 2013
[5] Ibid
[6] Ibid, hal.5.
[7] Ibid